Langsung ke konten utama

Bingkai Dakwah Secara Metode | Khasanah Dari Behavior Humanis

Pertanyaan:
Apakah perbedaan dengan mudah maksud kalimat dibawah ini yang ketika kalian SMP (Sekolah Menengah Pertama) Angkatan 1987/88 ia tidak ada?
a.) Deddy berkunjung ke halaman sahabatnya di alamat yang diberikan ketika ada kesempatan maka mereka bertemu.
b.) Deddy berkunjung ke halaman sahabatnya di alamat yang diberikan ketika ada kesempatan ia pun menulis di kolom komentar yang ada di kolom tamu.
Jawab:
Di zaman ini era globalisasi dan era digitalisasi maka masyarakat sudah hampir semua mengetahui perbedaan demikian adanya yakni:
a.) Keadaan dan waktu Deddy dan sahabatnya mengobrol di halaman rumah sahabatnya
b.) Keadaan dan waktu Deddy hanya berkunjung ke beranda di dunia maya (dunia internet) dengan meninggalkan pesan sengaja tertulis di alamat situs sahabatnya.
Dari kedua hal demikian maka perasaannya pasti berbeda karena manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lain ketika dahulu dan ketika sekarang dari dua orang yang sudah saling kenal mereka melakukan perbuatan silaturahmi, berbincang dan kembali kepada masing-masing asal (adanya kesibukan, kegiatan, masalah dan hal lain). Dan ada lagi yang menarik bahwa setiap orang yang lahir sesudah tahun tersebut maka menyikapi hal demikian adalah berbeda pula malah cenderung lebih cepat merespon dari point b) yaitu adanya sesuatu yang baru. Tentang bagaimana hal itu bisa terjadi karena manusia dilengkapi dengan akal dan karunia yakni salah satunya adalah keingintahuan/ceriuosly yang berbeda memang hal ini adalah keanehan manusia (ganjil). Seorang perempuan manusia yang sudah berumur menyatakan tidak tertarik akan tetapi ia masih mulai mencoba untuk mengetahui karena pikiran orang tua adalah lebih disayang oleh Tuhan dan ajaibnya karena ada rambut-rambut yang sudah memutih pertanda ia kilapan cahaya (noor-Nya), alangkah Tuhan itu Maha Mengagumkan. Quran dan as-sunnah tidak ada keburukan 100% | sebanding kebenarannya ada pengecualian yakni syetan menggoda orang yang berilmu artinya orangnya yang akan mempunyai keburukan sedangkan syetan sudah jelas musuh manusia sedangkan manusia ada terdiri dari anggauta keluarga yakni ayah, ibu, anak-anak, keluarga saudara dan lingkungan realita seperti lingkungan, tetangga dan pemerintahan. Dan publik mengetahui adanya istilah ilmu laduni yakni ilmu bisa sendiri sedangkan dalam Islam tidak ada ilmu yang datang tanpa adanya proses meskipun adanya intuisi yang ia pun adalah karunia dari Tuhan yang Esa. Ilmu teknologi informasi juga demikian yaitu menyangkut khabar berita dan peristiwa yang realita adanya disana ada hajat keperluan, kepentingan dll yang demikian sebab menjadikan ia terpikir dan ada dalam pikiran (kepala manusia). Hubungannya dengan zaman nabi adalah bahwa khabar berita itu ada sesuatu yang sangat penting dan menyampaikan namun dahulu adanya hirarki tertentu mutlak yakni mulut ke mulut, pengajaran, surat dan kekuasaan. Prosesnya adalah adanya akal karunia dari Tuhan yang sebab musabab semakin banyak belajar maka akan semakin bodoh (pengetahuan memang demikian) dan jika tidak belajarpun maka tidak ada perubahan karena ilmunya tidak diajarkan misalkan kecuali disana ada faktor usia dan hal lain maka kewajiban menyampaikan adalah gugur kewajiban. Anak-anak sekolah dan teknologi informasi maka ia pun sewajarnya ada pendidikan agar tidak menjadi sesuatu yang sangat dikhawatirkan menyangkut berita yang tidak benar (kebohongan) dan informasi yang salah kaprah yang sudah terjadi namun begitu lagi adanya ada kebohongan (tentang akan adanya peristiwa dan sudah terbukti tidak terjadi) apalagi diembel-embel ayat-nya ada dalam Quran dan Hadits yang hal demikian bisa menyebabkan salah kaprah yang sangat jelek di zaman ini. Islam dan keluarga muslim akan terkena dampaknya dari sudut perspektif pandangan orang yang non-muslim berbahaya.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kata Nabi " Oh tidak, dari arah timur, dari arah timur, dari arah timur..."

Hadits (hadith) Akhir Zaman sudut Tauhid yang setiap individu wajib memurnikan Tauhidnya

 

HAI